ONG AWIGNAMASTU NAMOSIDHYEM
ONG RAHAYU
Tantra Sastra Nusantara adalah komunitas spiritual yang berbasis pada ajaran-ajaran spiritual yang didasarkan atas pengetahuan atau kaweruh kuno Nusantara yang diajarkan turun temurun melalui proses aguron-guron.
karena itu, Tantra Sastra Nusantara selalu menyajikan kekhasan pengetahuan tersebut dalam olah laku yang direalisasikan dalam berbagai praktik-praktik yang mengarahkan diri pada bagaimana seseorang bisa memberdayakan dirinya dengan baik.
Tujuannya jelas, mengacu pada prinsif laku Tantra, yakni memunculkan kesadaran dalam diri dengan mengupayakan untuk senantiasa melihat segala sesuatunya dari dalam diri.
Tatkala mana seseorang bisa melakukan itu, maka ada banyak rahasia tentang diri yang akan terungkap, sehingga ia tidak lagi memiliki kesempitan berpikir, tetapi justru ada keluasan berpikir dan cara pandang terhadap segala hal atau kondisi yang dihadapi.
Dengan demikian, sejatinya Tantra Sastra Nusantara hadir adalah sebagai wadah untuk menyambung rasa dalam ikatan Sangga Tantra, dan di dalamnya bersama-sama menyelami diri hingga tidak terhingga sebagai “Sastra Tanpa Tulis”. Semua itu adalah cara untuk manusia bisa menemukan jawaban atas segala pertanyaan tentang diri, dan sampailah pada puncaknya, yakni tumbuh dalam kebahagiaan sempurna dimana segala ahangkara atau identitas lenyap dalam kesadaran murni tanpa batas.
ONG RAHAYU, RAHAYU, RAHAYU SARWA HAYU.

Aksara Cikal Bakal seluruh Ciptaan
Jagat raya bermula dari kehendak Shang Hyang Suwung yang misterius, kehendak itu terekpresi melalui sabda Ong yang mengoyak kehampaan, menciptakan ruang dan waktu, menyebar ke segala arah dan membentuk pusaran pusaran energi yang menempati 8 arah mata angin, di titik pusatnya sendiri bergetar 2 pusaran energi yang di sebut Siwa –Sakti. 10 pusaran energi itu oleh leluhur Nusantara di lambangkan dengan Dasa Aksara, 10 aksara Mistis yang membentuk sacred Geometry bernama mandala. Melalui getaran aksara aksara itulah kehidupan tercipta.
Dikutip dari: Judul Buku Tantra Ilmu Kuno Nusantara Penulis : I Ketut Sandika Penerbit Javanica

Bhatara Paramasiwa melakukan yoga yang mahadasyat
Sunting dengan Elementor Memuat Bhatara Paramasiwa melakukan yoga yang mahadasyat, sehingga dariNya terlahir Gama Tiga Tattwa, yakni Igama, Agama dan Ugama. Igama adalah ageman laku
Pentingnya Yajna Upavitam Bagi Brahmacari
I Ketut Sandika Veda merekomendasikan tahapan kehidupan ideal yang disebut dengan catur asrama dharma. Keempat tahapan kehidupan ini merupakan lapangan kehidupan yang hendaknya seseorang
Memuja Dewa Kuwera Melalui Karma Yoga
Ketut Sandika Hinduisme mengenal empat tujuan kehidupan yang disebut dengan Catur Purusa Artha, yakni dharma (kebenaran, kebajikan), artha (kekayaan), kama (keinginan), moksa (bersatunya roh pribadi
Mistisme kata pasupati dalam bingkai
I Ketut Sandika Belakangan ini marak beredar produk produksi yang menggunakan lebel spiritual. Menggunakan lebel spiritual tentunya memiliki maksud dan tujuan yang beragam. Dari
Perang Idiologi di Balik Hegemoni Mayoritas
Penulis : I Ketut Sandika Indonesia adalah sebuah negeri yang terdiri dari beragam suku, ras, corak kebudayaan, agama dan yang lainnya. Kebhinekaan tersebut terbingkai dalam
Air dalam Tradisi Weda
Penulis : I Ketut Sandika Banyak sarjana terutama sarjana barat berpandangan, bahwa agama muncul dikarenakan ketakutan manusia akan kekuatan alam. Kemudian kekuatan tersebut dipuja dan